BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek
dan seni pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma (cara
pandang) ilmu pengetahuan dan seni. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam
karena Aqidah Islam ini
wajib dijadikan
landasan pemikiran bagi seluruh ilmu pengetahuan. Bukan berarti
menjadikan Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi
segala ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)
sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan
iptek dan mengembangkan seni, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam.
Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan seni telah diharamkan oleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat
sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini
tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak cara untuk beribadah
kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini
hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah sebuah
kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
Dengan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu
mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita
terhadap sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmu,Pengetahuan,Teknologi dan Seni
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan pancaindra dan firasat. Kata ilmu berasal dari bahasa
Arab "alima-ya'lamu. Ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklasifikasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif
yang sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara
sederhana pengetahuan dan ilmu dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengetahuan
diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk
menjawab pertanyaan “apa”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan
sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan
dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” , misalnya mengapa batu banyak
macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air.
Sedangkan teknologi adalah hasil produk pengetahuan dan ketrampilan
yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
Konon
kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/
Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART”
(artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah
kegiatan. Seni merupakan ekspresi jiwa
seseorang.. Selain itu Seni juga merupakan ekspresi
keindahan. Seni identik dengan keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat
raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang
seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka
apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”
B.
Iman, Ipteks, dan Amal sebagai
Kesatuan
Iman
menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi
orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah
membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai
melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala
larangan. Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak
hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan
ilmu oleh Allah dituliskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita
melalui Alquran dan As-Sunnah (segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad
berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya). Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam
semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah
kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu
pengetahuan manusia (knowledge and science). Dalam pandangan Islam, antara
agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam,
didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan
kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
Seandainya
penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan
tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai keagamaan maka
ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti disalahkan, melainkan kita harus
memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika
hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri
dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam.
Islam
merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar
dalam keutuhan inti ajarannya. sebagaimana
yang dinyatakan dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-25 didalamnya disebutkan
“Ayat di atas mengibaratkan
bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman
diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam.
Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan
dahan-dahan/cabang-cabang yang berupa ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat
buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. ”.
Dari
penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal
atau syariah dan akhlak dengan dinul Islam (perumpamaan yang baik)
bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara
iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan
antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang
menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan
dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan
seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurnaan. kesempurnaan ini membuat
manusia diberikan potensi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola
sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita dengan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga
dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Qur’an
dan as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.
B. Saran
Untuk
mengembangkan IPTEKS harus kita didasair dengan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah swt agar dapat memberikan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar
kita.
Daftar
Pustaka
http://modul6.html
http://iptek-dan-seni-menurut-pandangan-islam.html
http://Iptek
dan Seni dalam Islam _ MasBied.com.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar